Gua Kunthi, Keindahan Alam Tersembunyi…

Gua Kunthi di Dusun Bolo, Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS) Tak banyak yang tahu Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri memiliki sebuah gua yang menarik disambangi. Yakni Gua Kunthi yang terletak di Dusun Bolo, Desa Bulurejo. Bagaimana rupa keindahan alam di gua yang terlupakan ini?, berikut laporan wartawan Solopos.com, Tika Sekar Arum. Rasa penasaran pada nama sebuah gua yang tertulis di peta Kabupaten Wonogiri yang saya pegang, menggiring langkah saya sampai di Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi. Nama Gua Kunthi tercetak dalam peta itu, namun tidak banyak masyarakat Wonogiri yang tahu. Sebelum sampai ke gua, saya sempatkan mampir di Balaidesa Bulurejo yang berada sebelah timur Kantor Kecamatan Nguntoronadi. Sekretaris desa, Dwi R Ningsih, berbaik hati mengantarkan saya ke gua satu-satunya di Desa Bulurejo itu. Untuk menuju Gua Kunthi, dari balaidesa, saya dan Bu Dwi harus menempuh perjalanan sekitar 900 meter melalui jalan kampung. Pepohonan rindang memayungi perjalanan kami. Tak lebih dari lima menit, kami sampai di jalan masuk menuju mulut gua. Dari luar jalan tersebut tampak seperti lorong yang ditutupi tanaman hijau. Bagian dalam lorong itu tampak remang-remang karena dedaunan begitu lebat menutupi arah cahaya. Namun pengunjung tak perlu khawatir sebab beberapa tahun silam warga setempat dengan dukungan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) telah menutup jalan itu dengan paving, sehingga meski sedikit gelap tak perlu khawatir terpeleset. “Selain paving jalan, waktu itu warga juga membuat tempat duduk di luar gua dan lantai di dalam gua menggunakan keramik putih,” jelas Dwi, sembari menunjukkan mulut Gua Kunthi, saat kunjungan kami ke lokasi setempat, pekan lalu. Salah satu sudut di Gua Kunthi Benar saja, di mulut gua itu, saya bisa melihat beberapa bangku keramik yang tampak masih bagus. Mulut gua dengan lebar sekitar 20 meter menyuguhkan tontonan menarik. Selain batu yang menjulur dari atas dan bawah gua (stalaktit-stalakmit) yang tidak terlalu tajam, beberapa bongkahan batu juga berserak tak beraturan di mulut gua. Atap gua cukup tinggi, sehingga pengunjung dengan tinggi badan 1,6 meter bisa leluasa berdiri. Di mulut gua ini, saya bisa melihat keindahan alam khas gua, di mana tampak struktur bebatuan alam yang unik. Beberapa bagian juga tampak seperti berlubang, mengesankan gua alam. Sekilas saya melihat seekor ular kecil (lingkar tubuh hanya 1 sentimeter) menjulur seperti menyapa. Ini menjadi peringatan bagi pengunjung agar hati-hati saat menyambangi tempat ini, mengingat Gua Kunthi memang tidak dirawat secara khusus. Tidak adanya perawatan juga tampak dari dinding gua yang dipenuhi coretan khas remaja dan kotoran kelelawar yang berserakan di lantai gua. “Memang tidak ada perawatan karena pengunjungnya memang tidak banyak,” lanjut Dwi. Terlepas dari semua kekurangannya, gua ini memiliki keunikan lain. Tak sampai 6 meter dari mulut gua ada sebuah pintu kecil yang menghubungkan ke bagian dalam gua. Ketinggian pintu kurang dari 1,5 meter, lebarnya tak sampai 1 meter. Pintu itu menuju sebuah ruangan berlantai keramik di dalam gua. Rupanya, warga dulu sengaja membuat ruangan di dalam gua menjadi nyaman untuk pengunjung. Sayangnya, atap ruangan terlalu rendah sehingga tidak semua pengunjung bisa berdiri bebas. Selain itu, bagian dalam ruangan juga gelap. Perangkat Desa Bulurejo lain, Data Purwata, menilai Gua Kunthi potensial untuk dikembangkan. Wisata ke gua ini bisa dipadukan dengan wisata kuliner kripik tempe yang banyak dibuat warga di Dusun Krapyak, desa setempat. Menurut Data, sedikitnya 10 keluarga di dusun itu memproduksi tempe kripik yang dipasarkan ke Kecamatan Nguntoronadi, Baturetno dan Tirtomoyo.

Tidak ada komentar: